Pemain muda berbakat ini, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemain sayap, kini dipercaya untuk menjadi ujung tombak serangan ADO Den Haag di Liga 2 Belanda.
Perubahan posisi ini sejatinya berawal dari pengalamannya bersama Timnas Indonesia. Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Rafael kerap ditempatkan sebagai striker tunggal. Awalnya, ia merasa agak kesulitan beradaptasi dengan peran barunya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menemukan kenyamanan dan percaya diri sebagai seorang penyerang.
"Ya saya bermain musim lalu eh juga di satu sisi kanan luar kiri juga penyerang,” ujar Rafael. "Saya benar-benar mencoba untuk tetap berada di lini tengah, di banyak sudut untuk diselami,” tambahnya.
Pernyataan Rafael di atas menunjukkan bahwa ia sedang berusaha keras untuk beradaptasi dengan peran barunya. Ia tidak hanya berdiam diri di kotak penalti, tetapi juga aktif bergerak untuk mencari ruang dan menciptakan peluang. Fleksibilitas permainannya ini tentu menjadi nilai tambah bagi tim.
Dari Timnas ke Klub
Pengalaman berharga yang didapat Rafael bersama Timnas Indonesia ternyata memberikan dampak positif bagi perkembangan kariernya di level klub. Shin Tae-yong, dengan jeli melihat potensi Rafael, berhasil mengubahnya menjadi seorang striker yang efektif.
Keputusan Shin Tae-yong untuk menempatkan Rafael sebagai striker tunggal terbukti tepat. Rafael mampu menunjukkan kemampuannya dalam mencetak gol dan menciptakan peluang bagi rekan-rekannya.
Masa Depan yang Cerah
Dengan penampilan yang semakin konsisten, masa depan Rafael Struick terlihat sangat cerah. Jika ia terus berkembang dengan pesat, bukan tidak mungkin ia akan menjadi salah satu striker terbaik di Eropa.
Tentu saja, perjalanan karier Rafael masih panjang. Banyak tantangan yang harus dihadapinya. Namun, dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak, Rafael pasti mampu mencapai semua target yang telah ia tetapkan.