Piala Eropa 2024: Inggris Malah Diuntungkan Gaya Main Menyerang Spanyol, Kok Bisa?
Pemain Spanyol Dani Carvajal (kiri) merayakan gol yang ia cetak ke gawang Kroasia pada laga perdana Grup B Piala Eropa 2024 setelah menerima umpan manis Lamine Yamal di Olympiastadion Berlin, Jerman, Sabtu (15/6/2024) malam WIB. (Sebastian Christoph Gollnow/dpa via AP)

TTSBOLA.com, Jakarta - Final Euro 2024 diyakini bakal menyuguhkan laga seru, adu taktik level top. Spanyol lebih dominan dan lebih diunggulkan. Namun, justru di sinilah celah yang bisa dimaksimalkan Inggris.

Piala Eropa 2024 akan memainkan laga pemungkas pada Senin 15 Januari 2024, kick-off jam 02.00 dini hari WIB. Olympiastadion Berlin bakal mewadahi laga rebutan trofi Spanyol vs Inggris.

Di atas kertas, Spanyol masih sedikit lebih unggul daripada Inggris. Sejak awal turnamen, Spanyol tampil sangat meyakinkan dari laga ke laga. Mereka merangkai enam kemenangan sempurna untuk sampai ke final.

Inggris, di sisi lain, sempat tidak meyakinkan di laga-laga awal fase grup. Mereka bahkan selalu kebobolan lebih dahulu di fase gugur, tapi faktanya bisa melaju sampai ke babak final.

Spanyol Dominan, Inggris Justru Untung

Ekspresi pemain muda Spanyol, Lamine Yamal usai menjebol gawang Prancis pada semifinal Euro 2024 di Allianz Arena, Munchen, Rabu (10/7/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Hassan Ammar)

Duel final nanti jelas bakal mencuri perhatian jutaan pasang mata. Spanyol masih lebih diunggulkan, tapi bukan berarti Inggris akan memberikan trofi begitu saja.

Laga ini pun dianalisis oleh mantan pemain Timnas Inggris, Jamie Carragher. Dia tahu bahwa Spanyol akan bermain lebih ofensif dan dominan membawa bola, tapi justru karena itulah Inggris punya peluang.

"Ada dua sisi wajah Inggris di Euro kali ini. Ada tim yang kesulitan saat menghadapi lawan dengan pertahanan berlapis dan di sisi lain ada tim yang justru main bagus ketika diberi ruang gerak di lini serang," ujar Carragher.

"Spanyol jelas tidak akan main defensif. Artinya, situasi mungkin akan menguntungkan Inggris, sebab pemain seperti Phil Foden tampak semakin bagus."

Mentalitas juara

Yamal melakukannya di usia yang baru 16 tahun 11 bulan, 27 hari. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Hal lain yang bisa jadi modal Inggris untuk juara adalah ketangguhan mental mereka. Mulai babak 16 besar hingga semifinal, Inggris selalu kebobolan lebih dahulu, tapi justru berakhir menang.

"Satu hal yang sedikit menenangkan adalah tim Inggris ini sudah membuktikan mentalitas juara mereka untuk terus melaju sampai jadi juara," tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *