TTSBOLA.COM - Turnamen besar acapkali menjadi ajang ”uji kelayakan” bagi para pelatih sepak bola. Ada yang berhasil melewati ujian, tidak sedikit pula yang akhirnya gagal lalu tertekan. Gareth Southgate yang awalnya santer bakal terdepak justru meraih berkah setelah mengantarkan Inggris ke final Piala Eropa. Tidak semua pelatih di Piala Eropa seberuntung Southgate. Beberapa di antaranya justru terancam dipecat usai meraih hasil kurang memuaskan.
Penampilan Inggris pada fase penyisihan grup yang kurang atraktif, cenderung hati-hati, dan enggan mengambil risiko mendapat kecaman dari banyak pihak. Southgate barang tentu menjadi pihak yang paling disorot dari permainan membosankan ”Tiga Singa”. Ia bahkan sempat dilempari bir oleh pendukung Inggris yang kecewa dengan penampilan tim kesayangannya.
Berkat kemenangan dramatis atas Belanda di semifinal, Inggris untuk kedua kalinya secara beruntun akan tampil di final Piala Eropa. Inilah kesempatan emas Southgate mengakhiri paceklik gelar Inggris yang terakhir kali menjuarai turnamen besar pada Piala Dunia 1966. Di final, Inggris harus melewati adangan Spanyol demi meraih gelar Eropa pertama.
Sebelum final dimulai, Southgate tampaknya bisa bernapas lega. Menurut laporan harian Inggris, The Times dan The Telegraph, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) sedang merancang pendekatan kepada Southgate agar tetap bertahan sebagai pelatih setelah Piala Eropa. Ini berarti Southgate bisa aman dari ancaman pemecatan terlepas dari apa pun hasil yang diraih Inggris pada laga final.
”Pimpinan FA ingin Southgate memperpanjang kontraknya dan memimpin Inggris ke Piala Dunia 2026, terlepas dari bagaimana penampilan mereka melawan Spanyol,” tulis The Telegraph, Jumat (12/7/2024).
Kontrak Southgate bersama Inggris akan habis pada Desember 2024. Pembicaraan mengenai masa depannya untuk sementara ditunda hingga Piala Eropa usai. Di bawah kendali Southgate, Inggris kini telah mencapai tiga semifinal pada empat turnamen besar terakhir. Inggris bahkan nyaris juara andai tidak kalah pada babak adu penalti dari Italia pada Piala Eropa 2020.
Kini harapan Inggris untuk merebut trofi Piala Eropa yang terlepas kembali menyala. Ingatan suporter Inggris terhadap permainan menjemukan Southgate pada fase penyisihan grup telah sirna. Caci maki kepada Southgate berganti dengan angan-angan trofi Piala Eropa kembali ke kampung halaman sepak bola.
Nasib mujur juga dirasakan Didier Deschamps walau gagal membawa Perancis menembus final. Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) telah mengonfirmasi bahwa Deschamps tetap akan bertugas. Padahal, Perancis hanya mencetak empat gol sepanjang turnamen kendati punya sederet penyerang tajam.
Dari empat gol itu, hanya satu gol oleh Randal Kolo Muani yang lahir dari skema permainan terbuka. Dua gol Perancis lainnya lahir dari aksi bunuh diri pemain lawan. Sementara satu gol lagi dicetak Kylian Mbappe dari titik penalti.
Deschamps tertekan lantas naik pitam ketika disinggung oleh wartawan terkait masa depannya setelah kalah 1-2 dari Spanyol pada semifinal. Dia mengatakan, nasibnya berada di tangan FFF. Ia menyayangkan muncul pertanyaan yang mengarah kepada pemecatan dirinya tepat setelah kekalahan dari Spanyol.
Presiden FFF Philippe Diallo kemudian menyatakan posisi Deschamps masih aman setidaknya hingga Piala Dunia 2026. Deschamps yang sukses membawa Perancis menjuarai Piala Dunia 2018 dan kembali menembus final pada edisi 2022 dianggap sebagai figur yang masih layak memimpin tim.
”Saya melihat kontraknya tidak perlu dipertanyakan. Hasil-hasilnya di masa lalu sudah membuktikannya dan tujuannya telah tercapai. Didier akan melanjutkan misinya,” kata Diallo kepada harian Perancis, L’Equipe.
Sayangnya, tidak semua pelatih bisa bertahan sebagaimana Southgate dan Deschamps. Piala Eropa juga berpotensi memakan korban. Steve Clarke, misalnya, sedang berada dalam tekanan usai gagal membawa Skotlandia lolos ke fase gugur. Clarke dianggap menyia-nyiakan kesempatan lolos ke fase gugur usai kalah 0-1 dari Hongaria pada laga pamungkas fase penyisihan grup.
Federasi Sepak Bola Skotlandia (SFA) disebut membela Clarke agar tetap bertahan. Kontrak Clarke bersama Skotlandia akan berakhir pada 2026. Tekanan besar kepada Clarke sejauh ini datang dari para suporter Skotlandia.
Tekanan turut dialami Pelatih Serbia, Dragan Stojkovic, usai gagal membawa timnya lolos ke fase gugur. Hasil tersebut membuat Stojkovic kini di ambang pemecatan. Jika dipecat, pengganti kursi pelatih timnas Serbia kemungkinan akan diisi pelatih luar. Media-media Serbia menyebut, mantan Pelatih Jerman Joachim Low menjadi kandidat teratas pengganti Stojkovic.
Low bukan baru-baru ini dikaitkan dengan timnas Serbia. Menurut media Serbia, Kurir, kontak awal antara Federasi Sepak Bola Serbia (FSS) dengan Low sempat terjadi sebelum Stojkovic menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2026 pada Mei 2024.
”Low sempat tertarik pada saat itu. Pada akhirnya legenda Red Star dan petinggi FSS sepakat untuk melanjutkan kerja sama (dengan Stojkovic),” tulis Kurir.
Setelah gagal total di Piala Eropa 2024, Stojkovic berkubang dalam tekanan. Masa depannya bersama timnas Serbia kini sedang dipertaruhkan.