Di tengah hiruk pikuk sepak bola Indonesia, ada sebuah kisah menarik tentang dua saudara kandung yang memiliki darah keturunan Indonesia. Eliano dan Tijjani Reijnders, dua nama yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi pencinta sepak bola Tanah Air. Keduanya memiliki bakat yang luar biasa di atas lapangan hijau, namun memilih jalan yang berbeda dalam membela negara.
Sang Kakak yang Memilih Belanda
Tijjani Reijnders, sang kakak, lebih dulu mencuri perhatian dunia sepak bola. Dengan kemampuannya yang mumpuni, ia berhasil menembus skuad utama AC Milan, salah satu klub raksasa Eropa. Panggilan untuk membela Timnas Belanda pun datang kepadanya. Tanpa ragu, Tijjani memilih untuk mengenakan seragam oranye dan mengharumkan nama Belanda di kancah internasional.
Sang Adik yang Memilih Indonesia
Berbeda dengan kakaknya, Eliano Reijnders justru memilih untuk membela tanah leluhur ibunya, Indonesia. Keputusan ini tentu saja mengejutkan banyak orang. Padahal, dengan bakatnya, ia juga berpotensi untuk bermain di level tertinggi di Eropa. Namun, Eliano memiliki alasan tersendiri mengapa ia memilih Indonesia. Mungkin saja ia merasa memiliki ikatan batin yang lebih kuat dengan negara ini atau ingin mengikuti jejak sang ayah yang berasal dari Maluku.
Perang Saudara di Lapangan Hijau?
Bayangkanlah, suatu saat nanti, kedua saudara kandung ini bertemu di lapangan hijau, namun dengan seragam yang berbeda. Tijjani dengan seragam oranye Belanda dan Eliano dengan seragam merah putih Indonesia. Pertandingan antara kedua negara tentu akan menjadi laga yang sangat dinantikan oleh para pecinta sepak bola di seluruh dunia.
Mimpi untuk Indonesia
Dengan bergabungnya Eliano Reijnders ke skuad Garuda, harapan Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 semakin besar. Pemain serba bisa ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi timnas. Jika Indonesia berhasil lolos, bukan tidak mungkin kita akan menyaksikan pertandingan antara Indonesia dan Belanda di ajang yang paling bergengsi di dunia sepak bola.
Kisah yang Menginspirasi
Kisah Reijnders bersaudara ini mengajarkan kita banyak hal. Bahwa darah keturunan bisa menjadi pengikat yang kuat, namun pilihan tetap ada di tangan masing-masing individu. Selain itu, kisah ini juga menunjukkan betapa besarnya pengaruh sepak bola dalam menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang.
Mari kita dukung kedua saudara ini dalam mengejar mimpi mereka masing-masing.